telah menyelesaikan akusisi atas 89,12% kepemilikan saham PT Bank Permata yang digenggam oleh Standard Chartered dan PT Astra International Tbk (ASII). Transaksi akuisisi ini terjadi pada Rabu (20/5/2020).
Akuisisi itu senilai Rp 33,66 triliun dengan harga pelaksanaan Rp 1.347 per saham atau setara dengan valuasi 1,63 kali nilai buku Bank Permata yang berakhir 31 Maret 2020. Mandiri Sekuritas, CLSA Sekuritas Indonesia dan UBS Sekuritas menjadi broker yang memfasilitasi transaksi tersebut.
Lalu bagaimaa sebenarnya kisahnya?
Kabar mengenai rencana akuisisi ini menghangat di kalangan pelaku pasar akhir pekan lalu. Berdasarkan perkiraan, harga pembelian BNLI diproyeksikan akan terjadi pada harga Rp 1.396 per saham, mengacu pada perubahan nilai buku menjadi 1,63 kali berdasarkan Amendement Letter yang diteken Standchart dan Astra pada 20 April dari perjanjian sebelumnya sebesar 1,77 kali nilai buku Permata.
Presiden Bangkok Bank, Chartsiri Sophonpanich mengatakan akuisisi Permata oleh Bangkok Bank adalah langkah strategis untuk pertumbuhan bisnis Permata dan memperkuat posisi Bangkok Bank di Asia Tenggara. Nantinya, cabang Bank Bangkok di tanah air juga akan digabung dengan Bank Permata.
"Permata akan mengokohkan pijakan Bangkok Bank di dua perekonomian terbesar Asia Tenggara, memperkuat posisi kami sebagai bank ASEAN terkemuka," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (20/5/2020).
Adapun, fokus bisnis yang akan dikembangkan Permata ke depan antara lain mengembangkan bisnis ritel, usaha kecil dan menengah (UKM), serta di segmen korporasi. "Kami juga berharap untuk terus memperluas kemitraan bisnis antara Permata dan Astra," jelasnya.
Setelah akuisisi ini, nantinya Bangkok Bank akan meminta persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), untuk melaksanakan penawaran tender wajib (mandatory tender offer) untuk membeli sisa 10,88% saham Permata milik publik.
Hal ini sesuai dengan Peraturan OJK Nomor 9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka (tender offer) yang menyebutkan, jika ada perusahaan atau investor yang membeli minimal 25% saham sasaran, maka diwajibkan untuk melakukan penawaran yang sama atau tender offer kepada pemegang saham lain, termasuk saham publik.
CNBC Indonesia mencatat, desas-desus penjualan saham Bank Permata sudah mengemuka sejak tahun 2019. Ada beberapa nama korporasi besar yang sempat dikabarkan tertarik dalam bursa pembelian saham Bank Permata.
Mulai dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), satu-satunya bank pelat merah yang berpeluang mengakuisisi Bank Pertama, tapi tak berujung kesepakatan karena ketidakcocokan harga. Nama selanjutnya yang juga sempat dikabarkan tertarik membeli adalah private equity yang dikendalikan Patrick Walujo, Northstar Equity Partners. Namun, tetap saja kandas.
Pertengahan Agustus 2019, muncul Bank Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd (OCBC) Singapura juga dikabarkan akan meminang Bank Permata, nilai akuisisinya kala itu ditaksir mencapai US$ 1,9 miliar, meski pada akhirnya tidak terealisasi.
Tak berhenti di sana, dua nama bank besar asal Singapura dan Jepang, DBS Group dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation juga sempat masuk dalam bursa pembelian saham BNLI. Meski pada akhirnya, akuisisi tetap tidak jua terjadi.
Hingga pada akhirnya, titik terang itu berlabuh di Bangkok Bank mengumumkan rencana akuisisi 89,12% saham PT Bank Permata Tbk (BNLI), tepatnya pada 12 Desember 2019.
Inilah yang kemudian ditindaklanjuti pemegang saham Bangkok Bank melalui Rapat Umum Pemegang Saham pada awal Maret 2019 untuk memuluskan rencana akuisisi saham Bank Permata.
"Agenda RUPSLB tersebut untuk menyetujui akuisisi seluruh saham PT Bank Permata Tbk," tulis Apichart Ramyarupa, Corporate Secretary Bangkok Bank, pada surat kepada pemegang saham pada 7 Februari 2020.
Jika tautan yang sudah diterima tidak dapat digunakan, Anda dapat mencoba solusi berikut:
a. Jika tautan tidak valid atau kedaluwarsa, lakukan login ulang untuk mendapatkan tautan baru. Segera gunakan tautan begitu Anda menerimanya.
b. Jika Anda mendapat informasi terjadi kesalahan dan diminta untuk mengulang prosesnya, silakan tunggu beberapa saat, lalu lakukan prosedur login yang sama menggunakan tautan baru.
c. Jika tautan SMS mengarahkan ke web browser dengan informasi "Halaman Tidak Ditemukan" kemungkinan Anda tidak terhubung dengan internet. Pastikan Anda memiliki kuota internet atau berada di wilayah dengan jaringan internet stabil. Setelah itu, lakukan login ulang.
Jika dalam 1x24 jam masih mengalami kendala yang sama, segera chat Veronika.
PT Bank Permata Tbk (berbisnis dengan nama Permata Bank) adalah anak usaha Bangkok Bank yang berkantor pusat di Jakarta. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2020, perusahaan ini memiliki 301 kantor cabang, 4 kantor cabang bergerak, 23 titik pembayaran syariah, dan 925 ATM yang tersebar di 62 kabupaten/kota di Indonesia.[2][3]
Pada tahun 2000, Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) merekapitalisasi PT Bank Bali Tbk. Pemerintah Indonesia menjadi pemegang saham utama dan pada tahun 2002 PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot digabung (merger) dengan nama PT Bank Permata Tbk sampai sekarang.
Pada tahun 2004, Standard Chartered dan Astra International masing-masing mengambil alih 25,86% saham bank ini, sehingga keduanya bersama-sama menjadi pengendali bank ini, dan pada akhir tahun 2004, keduanya meningkatkan kepemilikan sahamnya di bank ini masing-masing menjadi 31,55%. Pada tahun 2006, keduanya kembali meningkatkan kepemilikan sahamnya di bank ini menjadi 89,01%. Pada tahun 2010, bank ini mengakuisisi PT GE Finance Indonesia, dan kemudian mengubah nama perusahaan tersebut menjadi PT Sahabat Finansial Keluarga. Pada tahun 2010 juga, untuk pertama kalinya, bank ini berhasil mencatatkan laba bersih sebesar lebih dari Rp 1 triliun. Setahun kemudian, untuk pertama kalinya, bank ini juga berhasil mencatatkan aset sebesar lebih dari Rp 100 triliun.
Pada tahun 2014, perusahaan ini resmi menguasai 25% saham PT Astra Sedaya Finance, namun kemudian dilepas pada tahun 2018. Pada tanggal 13 Desember 2019, Bangkok Bank mengumumkan rencananya untuk mengakuisisi mayoritas saham bank ini.[4] Pada tahun 2020, Bangkok Bank resmi membeli 89,12% saham bank ini, dan kemudian ditingkatkan menjadi 98,71%. Sesuai arahan dari Otoritas Jasa Keuangan, PT Bangkok Bank Indonesia lalu mengintegrasikan kantor cabangnya di Jakarta, serta kantor cabang pembantunya di Medan dan Surabaya ke dalam bank ini.[2][3]
Pada tanggal 27 September 2024, di hari jadinya ke-22 tahun, Permata Bank meluncurkan logo baru dengan simbol bunga seroja (lotus) yang sama dengan Bangkok Bank.[5]
Pada tahun 2019, layanan Permata Bank memperoleh 5 penghargaan Satisfaction Loyalty & Engagement (SLE) Award 2019 berdasarkan survei Infobank dan Marketing Research Indonesia (MRI), salah satunya adalah peringkat #1 untuk kategori OVERALL-ENGAGEMENT INDEX 2019 (bank umum konvensional / bank buku 3). Layanan Nasabah PermataTel telah meraih penghargaan Contact Center Service Excellence Award 2019 untuk 10 kategori, dari Majalah Service Excellence. Di kategori produk, kartu kredit, kartu debit dan Unit Usaha Syariah Permata Bank meraih peringkat I & II untuk Digital Brand Awards 2019 oleh Majalah InfoBank. PermataBank juga meraih sejumlah peringkat service excellence di kategori Bank Umum dan Bank Unit Usaha Syariah, dalam Banking Service Excellence Award 2020 oleh majalah InfoBank bekerjasama dengan Market Research Indonesia.[butuh rujukan]
Permata Bank's new logo, which adopted Bangkok Bank's logo symbol, used since 27 September 2024
Permata Bank headquarter in Jakarta
Permata Bank (or Bank Permata) is a bank in Indonesia, headquartered in the capital city Jakarta. It has officially become a BUKU IV bank after receiving confirmation from the Financial Services Authority (OJK) on 20 January 2021. Serving nearly four million customers in 62 cities of Indonesia, it has 304 branch offices and two mobile branches. Currently, the bank is led by Meliza Musa Rusli as the CEO.
Permata Bank was formed with merger of five banks under the management of the Indonesian Bank Restructuring Agency (IBRA), namely:
Based on the Decree of the Deputy Governor of Bank Indonesia No. 4/159/KEP.DpG/2002 dated 30 September 2002, Bank Indonesia approved the merger of the four banks under the management of IBRA into Bank Bali. Furthermore, based on the Letter of the Deputy Governor of Bank Indonesia No. 4/162/KEP.DpG/2002 dated 18 October 2002, Bank Indonesia agreed to change the name of PT Bank Bali Tbk to PT Bank Permata Tbk. Bank Artamedia's operational merger was completed on October 21, 2002, while those of Bank Prima Express, Bank Universal, Bank Patriot, and Bank Universal were completed on 4 November 2002, 18 November 2002, and 16 December 2002, respectively. The Permata Bank logo was unveiled on 18 February 2003, once the merger procedure was complete. The Permata Bank logo consists of three colors, namely blue, red and green. Blue represents eternity, red represents passion, and green represents prosperity.
The merger of the five banks is an implementation of the Government's decision regarding the Advanced Restructuring Program issued on 22 November 2001, which aims to form a bank with a strong capital structure, sound financial condition and high competitiveness in carrying out an intermediation function, with a service network. a wider range and a wider range of products.
In 2004, Standard Chartered Bank and PT Astra International Tbk took over Permata Bank and started a massive transformation process within the organization. Furthermore, as a manifestation of its commitment to PermataBank, the joint ownership of the major shareholders increased to 89.01% in 2006.
Permata Bank obtained a license as a commercial bank based on the Decree of the Minister of Finance No.19371 / U.M.II dated 19 February 1957.
Bangkok Bank Strategic Investment
On 13 December 2019, one of Thailand's largest financial groups, Bangkok Bank announced plans to acquire majority ownership of Permata Bank through conditional sale and purchase agreements with Astra International and Standard Chartered Bank. After going through a long process, PermataBank made a new history in May 2020 through an acquisition transaction conducted by Bangkok Bank Public Company Limited ("Bangkok Bank"). Bangkok Bank officially became the controlling shareholder of PermataBank after taking over 89.12% of Permata Bank's shares from the total number of shares that had been issued and paid up by Standard Chartered Bank and Astra International for Rp33.66 trillion (US$2.3 billion).[1] On 27 September 2024, Permata Bank officially adopted Bangkok Bank's logo symbol as a new logo.
Board of Commissioner
, terletak di — Jalan Kom L Yos Sudarso No.3-A, Lemahwungkuk,
, Jawa Barat 45111, Indonesia. Saat ini, bank tertutup.
Hal ini sangat dianjurkan untuk menentukan pekerjaan di tepi ponsel
bank permata terdekat, bank permata terdekat 🃏 ialah program Institut Pendidikan Guru Kampus Ilmu Khas (IPGKIK) khusus memberikan latihan seni pengucapan awam dalam aktiviti bercerita, dan pengacaraan majlis kepada murid sekolah rendah. Matlamat program ini ialah meningkatkan kemahiran komunikasi, keyakinan diri dan kemenjadian murid sekolah rendah.